Belum juga grafik penularan Covid-19 melandai, pemerintah sudah mau menjalankan kebijakan yang lebih longgar dibandingkan PSBB, yaitu new normal. Menerapkan tatanan baru ini tidak mudah. Suatu negara baru bisa menerapkannya jika grafik penularan virus turun atau bahkan tidak ada penularan baru.
Meski penularan masih terus berlanjut, pemerintah Indonesia mulai membuat dan mensosialisasikan peraturan new normal, seperti protokol kesehatan yang perlu diikuti, aturan perombakan perkantoran dan lingkungan pendidikan agar tiap karyawan dan siswa memiliki jarak minimal 1 meter satu sama lain, kewajiban menghindari kerumunan dan penggunaan masker, serta pengadaan wastafel dan sabun cuci tangan yang mumpuni.
Istilah new normal mulai menjadi perbincangan sejak muncul wacana penerapannya di negara-negara dunia. Covid-19 yang belum pasti hilang memaksa masyarakat hidup berdampingan dengan virus itu. Di era normal baru, pembatasan wilayah dilonggarkan dan publik boleh beraktivitas di luar rumah dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sebelum vaksin Covid-19 tercipta.
Normal Baru Industri Hiburan
Lalu, bagaimana new normal mempengaruhi industri hiburan? Contoh sederhana, sekarang orang enggan keluar rumah tanpa masker. Keluar rumah tanpa masker saja takut, bagaimana dengan berdesak-desakan di konser. PSBB mengurangi interaksi langsung membuat masyarakat beralih ke digital. Saat new normal terjadi, rilis lagu dan konser digital akan menjadi tren di dunia permusikan. Walau, menurut Riko Priyatno gitaris band Mocca, konser langsung tetap lebih digemari, ini baru bisa berlangsung normal tahun 2021.
Bioskop juga beradaptasi dengan keadaan baru. Chand Parwez mengungkapkan, bioskop bakal buka dengan pengurangan kapasitas dan jaga jarak antar kursi penonton. Skenario kehidupan baru terus digodok, tapi yang pasti keuntungan sebelum dan saat new normal berlaku pasti berbeda.
Budaya baru yang mengutamakan protokol kesehatan membatasi masyarakat bertemu secara tatap muka di tempat yang ramai, seperti kongkow di kafe. Sejak menyebarnya pandemi Covid-19, tiap orang terpaksa untuk melakukan semua kegiatan secara online—bahkan mereka yang tidak terlalu terbiasa dengan penggunaan internet. Semua masyarakat pada dasarnya diharapkan untuk menggantikan pertemuan tatap muka dengan dengan penggunaan internet, seperti seminar yang digantikan webinar, pembelajaran jarak jauh, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan interaksi dengan teman—semua harus dilakukan tanpa bertemu secara fisik sebisa mungkin.
Sayang, keharusan pindah ke dunia maya tidak dibarengi kemampuan yang memadai. Kunto Aji Wibowo, ahli komunikasi dari Universitas Padjadjaran menyatakan bahwa kecepatan internet mobile turun 44%. Peralihan ke serba online menambah pengguna internet akibatnya koneksi jadi macet. Kondisi pandemi juga merubah kebiasaan masyarakat di dunia maya.
“Media habit yang bertambah (adalah) mencari berita (naik) 35% dibanding Maret. Kedua, hiburan naik 29%. Berhubungan dengan orang lain naik 24%. Penggunaan Tv naik 19% secara global. Di Indonesia, penggunaan Facebook Youtube naik. Instagram turun mungkin (karena pengguna) nggak bisa foto-foto,” ujarnya. Menurut Kunto, saat ini orang tidak tahu kapan lockdown selesai sehingga mereka lebih membutuhkan informasi atau berita daripada hiburan. Ini yang menyebabkan mengapa kebiasaan mencari berita meningkat di masa pandemi.
Literasi Internet dan Media
Dengan intensitas penggunaan internet yang tinggi, sudah selayaknya masyarakat mulai memahami budaya internet serta meningkatkan literasi media secara lebih lanjut. Urgensi kedua hal tersebut semakin penting untuk didorong agar masyarakat tidak lebih jauh terkecoh dengan informasi simpang-siur yang ada di media sosial dan internet.
“Harusnya sebelum teknologi ini masuk kita memahami teknologinya dulu,” jelas Hendri Prasetyo, dosen komunikasi Universitas Moestopo Beragama yang berminat di bagian etnografi komunikasi virtual. “Tapi kita lebih milih learning by doing—pokoknya diaplikasikan dulu, dari situlah kita belajar menata kekuasaan. Tapi akhirnya terjadi dampak negatif.”
Ada pula kemungkinan penggunaan internet di era baru akan tetap seintens masa pandemi meski sudah tidak harus karantina lagi. “Mau bagaimanapun juga kita jadi terbiasa. Masa karantina ini menjadi suatu laboratorium besar untuk uji coba pergeseran pada gaya hidup yang berbasis dunia maya,” terang Hendri.
“Paling tidak harus tau dulu bagaimana media ini bekerja—karakteristik media sebagai penyedia jaringan dan bisa jadi user-generated juga, jadi kita bisa dapet berbagai informasi tanpa ada filter,” lanjutnya.
Namun dalam bidang industri kreatif sendiri, kegiatan yang secara penuh berbasis internet malah mempersulit pekerjaan serta mematikan pekerjaan yang lain, seperti jasa panggung, bioskop, dan bahkan dalam pembuatan karya kreatif itu sendiri. Andre Agam, community manager di Digital Happiness yang membuat seri game DreadOut, mengakui bahwa ada kesulitan koordinasi sejak diberlakukannya PSBB.
“Awalnya kita masih bisa kerja di rumah, ke kantor jarang. Cuma pas PSBB cari cara bikin server sendiri di rumah soalnya upstream IndiHome jelek,” ujar Agam.
Walaupun koneksi buruk, ia mengaku setelah PSBB usai tidak bakal memakai sistem tersebut lagi. “Sudah expired. Soalnya kangen teman sekantor juga. Susah juga koordinasi online kalau infrastrukturnya kurang memadai.”
Pemerintah Menghadapi New Normal Industri Kreatif
Tatanan kehidupan baru mau-tidak mau pada akhirnya akan diterapkan. Kepentingan ekonomi salah satu hal yang mendesak agar masyarakat bisa setidaknya beraktivitas di luar rumah untuk bekerja. Lalu, apa yang dilakukan oleh pemerintah untuk meringankan kesulitan pekerja industri kreatif perihal pendapatan dan pekerjaan mereka?
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan subsidi PPh Pasal 21, 22, dan 25 sebesar 30%. melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.03/2020. Subsidi ini berlaku kepada perusahaan terdampak Covid-19, termasuk industri musik, film, dan game.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menyebut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sedang mempersiapkan protokol baru bagi industri ekonomi kreatif dan pariwisata. Sekretaris Kemenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani menyatakan, mereka mempersiapkan program Cleanliness, Health, and Safety CHS) yang akan berlaku di destinasi pariwisata dan ekonomi kreatif usai pandemi.
Kebijakan dan peraturan terus disiapkan pemerintah. Kita, selaku masyarakat juga mulai berbenah menghadapi tatanan kehidupan baru mendatang. Walau begitu, problem utamanya tetap satu: kapan pandemi berakhir.
“Tolong dipastiin, problem ini kapan berakhir?” tanya Andre Agam.
Daftar Pustaka
Putsanra, D. V. (2020). Apa Itu New Normal dan Bagaimana Penerapannya Saat Pandemi Corona? Retrieved from tirto.id website: https://tirto.id/apa-itu-new-normal-dan-bagaimana-penerapannya-saat-pandemi-corona-fCSg
Riandi, A. P. (2020). Wishnutama Sebut Kemenparekraf Siapkan Protokol untuk Industri Perfilman di Tengah Pandemi Corona. Retrieved from kompas.com website: https://www.kompas.com/hype/read/2020/05/13/165043266/wishnutama-sebut-kemenparekraf-siapkan-protokol-untuk-industri-perfilman-di
Shofihara, I. J. (2020). Pulihkan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kemenparekraf Siapkan Program CHS. Retrieved from kompas.com website: https://travel.kompas.com/read/2020/05/15/164332127/pulihkan-pariwisata-dan-ekonomi-kreatif-kemenparekraf-siapkan-program-chs?page=all
Komentar
Posting Komentar