Orang yang lahir dengan zodiak Leo sering dianggap penuh semangat, ceria, tapi berapi-api kalau marah. Seperti singa, Leo identik sebagai pemimpin pemberani dan kuat. Eh, tunggu dulu. Leo memang sosok pemimpin dan sahabat yang hangat. Tapi kalau marah, Leo berubah menjadi keras dan menyeramkan. Pernah lihat singa mengaum? Nah, marahnya orang Leo miriplah sama itu.
Sebagai orang Leo, saya paling malas menghadapi sesama Leo
yang bete. Pilihannya dua, saya bakal disemprot habis-habisan atau dijutekin
begitu saja sampai dia enggak marah lagi. Enggak ada yang mending kan?
Sebenarnya, cara mendeteksi Leo yang marah itu gampang. Lihat saja ekspresi
mereka. Saking ekspresifnya, semua perasaan orang yang lahir antara 23 Juli –
22 Agustus itu bakal kelihatan di wajah.
Kalau mereka bete ya cemberut terus seharian, atau mules
soalnya orang Leo sering sakit perut. Kalau seneng ya meringis terus ke
orang-orang. Lho bagus dong, berarti dari awal ketemu kita
bisa mengantisipasi perasaan Leo. Bener sih asal emosi mereka
enggak tiba-tiba berubah saja. Seringnya, waktu pertama ketemu Leo senyum mulu
kayak bahagia banget. Eh, pulang-pulang mereka yang paling bete
sampai merusak mood orang lain.
Enggak sekestrim itu mungkin, tapi perasaan Leo memang
naik-turun sering berubah. Berdasarkan cermin di rumah dan kaca mata saya
terhadap orang Leo, pemilik elemen api ini memang cenderung meledak-ledak. Saat
senang jingkrak-jingkrak, saat marah siapa saja dimaki. Serba salah.
Tapi dari semua jenis Leo yang lagi marah, orang Leo
introvert paling juara. Eh paling seram, maksudnya. Bukan ngatain
mereka kayak hantu, cuma Leo introvert punya senjata lebih kalau mereka marah.
Orang pintar bilang kita tidak boleh memendam rasa. Dokter
bilang memendam emosi itu sumber penyakit. Jadi kesimpulannya, perasaan apapun
harus dikeluarkan. Orang Leo paling bisa nih mengeluarkan segala
unek-unek yang mereka punya. Sekali meledak, plong rasane. Tapi Leo
yang introvert beda. Mereka lebih jago jadi pendendam daripada bom waktu yang
gampang ke-trigger kalau marah.
Secara psikologis, umumnya para introvert lebih memilih damai
daripada konfrontasi langsung. Mereka lebih suka berefleksi dan sadar diri
sebelum menyampaikan pemikiran. Saat ada di tengah perdebatan panas, mereka
cenderung diam menimbang argumen-argumen yang muncul.
Introvert tipe tertentu, jangankan ikut berdebat di forum,
mereka bahkan berusaha tidak terlibat pembicaraan sama sekali. Ada sih
introvert yang masih berisik, kemungkinan tipe ekstroverted introvert atau
social introvert, tapi sedikit. Orang introvert banyak berpikir daripada
bicara, suka menganalisis situasi, ataupun mereka yang takut dengan kehidupan
sosial lah yang punya cikal bakal kuat jadi pendendam. Kenapa begitu?
Jawabannya, karena mereka lebih suka menyimpan perasaan
daripada mengeluarkan langsung. Saat punya ide atau ketidaksenangan pada
sesuatu, introvert akan memendamnya dulu. Kalau perlu banget, baru pikiran itu
mereka utarakan. Ini bukan berarti mereka pemalu atau tidak percaya diri. Hanya
saja mereka lebih suka menganalisis kondisi saat itu daripada berbicara di
depan umum.
Pun kalau lagi marah atau kecewa. Daripada mengumpati seisi
kebun binatang lalu nanti menyakiti orang lain, introvert bakal memikirkan
masak-masak apa dan mengapa ia marah. Setelah semua terangkum jelas
sebab-akibat-solusi, baru mereka sanggup meluapkan kemarahan itu. Marahnya juga
enggak meledak kayak bom waktu, paling meletup kecil kayak api kompor.
Sayang, belum tentu semua amarah yang mereka rasakan keluar.
Hal-hal pribadi bagi introvert lebih baik dipikir sendiri solusinya dan jarang
dibicarakan saat forum. Mereka cuma menyampaikan argumen tertentu yang menurut
mereka patut dikeluarkan. Kriterianya apa pun cuma mereka yang tahu.
Kalau sampai introvert marah di depan banyak orang, bisa
dipastikan kemarahan itu sungguhan dan tidak terbendung lagi. Di waktu seperti
ini nih mereka bakal jadi pendendam super. Saat introvert berusaha mengeluarkan
kemarahan dan argumennya tapi ditolak mentah-mentah oleh orang lain.
Bayangkan kamu menyimpan unek-unek dari lama terus susah payah disampaikan, eh berakhir tidak dianggap penting. Sebel kan? Kekesalan itu membuat introvert malas berbicara lagi dan memilih memendam unek-unek tidak penting tadi beserta rasa sakit diacuhkan. Dendamnya menumpuk deh. Tinggal tunggu saja waktu semua perasaan itu meledak. Kali ini saya enggak jamin deh ledakan amarah Leo introvert bakal kecil.
Komentar
Posting Komentar